Selasa, 12 April 2011

Principles of Design

Prinsip Seni Rupa dapat diartikan sebagai berikut: Pengetahuan dasar untuk berkarya seni rupa merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa dalam bentuk dua Demensi maupun Karya seni Rupa tiga Demensi.


1. Kesatuan (Unity)
Pada sebuah karya seni rupa paduan unsur-unsur visual dengan karakter yang berbeda harus ada dalam kesatuan yang saling mengisi agar tercapai karya yang sempurna dan berkualitas indah. Dalam penerapannya pada bidang  karya seni rupa/kriya prinsip kesatuan menekankan pada pengaturan obyek atau komponen obyek secara berdekatan atau penggerombolan unsur atau bagian-bagian.


2. Keseimbangan (balance)
Kesamaan dari unsur-unsur yang saling berlawanan, tetapi saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan disebut keseimbangan. Prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot. Pada karya dua dimensi prinsip keseimbangan ditekankan pada bobot kualitatif atau bobot visual, artinya berat – ringannya obyek hanya dapat dirasakan. Ada beberapa pola dalam menciptakan keseimbangan, yaitu sebagai berikut:


a. Pola keseimbangan simetris
Menggambarkan dua bagian bentuk, ukuran dan jarak yang sama dalam sebuah susunan. Fokus atau titik perhatiannya terletak di tengah-tengah dan unsur-unsur lain ditempatkan di bagian kiri dan kanan, atas dan bawah.
b. Pola keseimbangan asimetris
Menggambarkan kesan dinamis dan tidak formal. Fokusnya tidak terletak di tengah-tengah dan unsur-unsurnya diletakan secara bebas namun unsur keseimbangannya tetap ada. 


c. Pola keseimbangan segitiga
Keseimbangan tercapai karena terbentuknya pola atau susunan unsur-unsur rupayang mengesankan segitiga, baik segitiga sama sisi  maupun sama kaki. 


d. Pola keseimbangan sentral
Penyusunan unsur-unsur rupa secara terpusat akan menimbulkan fokus yang terletak ditengah-tengah bidang. Pola ini menimbulkan kesan kaku dan formal karena unsur-unsurnya cenderung disusun teratur.


3. Irama (Rhythm)
Irama dalam karya seni dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang digunakan. Irama dapat  terjadi pada karya seni rupa dari adanya pengaturan unsur garis, raut, warna, teksture, gelap-terang secara berulang-ulang.


4. Penekanan (Emphasis)
Pada seni rupa  bagian yang menarik perhatian menjadi persoalan/masalah prinsip penekanan yang lebih sering disebut prinsip dominasi. Dominasi pada karya seni rupa dapat dicapai melalui alternatif  melalui memggerombolkan beberapa unsur, pengaturan  yang  berbeda, baik ukuran atau    warnanya. Seperti misalnya gambar orang dewasa pada sekelompok anak kecil, warna merah di antara warna kuning. Penempatan dominasi tidak mesti di tengah-tengah, walaupun posisi   tengah menunjukkan kesan stabil.


5. Proporsi (Proportion)
Proporsi adalah perbandingan antara bagian-bagian yang satu yang lainnya dengan pertimbangan seperti: besar-kecil, luas-sempit, panjang-pendek, jauh –dekat  dan yang lainnya. Berdasarkan kondisi riil, botol lebih tinggi dari pada gelas atau piring lebih lebar dari pada mangkok. Proporsi juga digunakan untuk membedakan obyek utama (tokoh), pendukung (figuran), dan isian-isian (pendukung/latar).


6. Keselarasan (Harmony)
Prinsip ini juga disebut prinsip harmoni atau keserasian. Prinsip ini timbul karena ada kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya   pertentangan. Selain penataan bentuk, teksture, atau warna-warna yang berdekatan (analog). Kalau dalam karya ada warna-warna yang berlawanan (komplementer) harus dicarikan warna pengikat/sunggingan seperti warna putih.


7. Pengulangan (Repetition)
Penyusunan unsur-unsur rupa yang sama secara berulang-ulang dalam sebuah komposisi dapat membuat irama tersendiri yang terkesan monoton atau sebaliknya. 


8. Variasi (Variety)
Variasi dalam bentuk, jarak, ukuran dan arah unsur-unsur seni rupa dalam sebuah komposisi merupakan cara lain untuk membuat irama.

Handout Principles of Art pdf